Dalam perjalanan hidup, sering kali kita merasa terombang-ambing oleh rintangan dan pendapat orang lain. Seolah-olah nasib kita ada di tangan mereka. Tetapi, ingatlah sebuah kebenaran yang kuat: tidak ada seorang pun, tidak ada situasi, yang bisa menghentikan langkahmu tanpa seizinmu sendiri, selama tujuanmu etis dan benar.
Persetujuan itu bukanlah izin lisan yang kamu berikan kepada orang lain. Itu adalah izin internal, keyakinan teguh yang kamu pegang dalam hatimu. Saat kamu membiarkan kritik, keraguan, atau kegagalan menguasai dirimu, saat itulah kamu secara tidak langsung memberikan “persetujuan” untuk dihentikan.
Namun, ketika kamu berpegang teguh pada kompas moralmu—yakni, bahwa tujuanmu etis dan benar—kekuatan itu berbalik. Sebuah tujuan yang etis adalah tujuan yang tidak merugikan orang lain dan didasari oleh niat baik. Sebuah tujuan yang benar adalah tujuan yang selaras dengan nilai-nilai luhur dan kebenaran universal.
Ketika kamu yakin dengan tujuanmu yang luhur ini, setiap rintangan hanyalah sebuah batu loncatan. Setiap “tidak” dari orang lain hanyalah angin yang memperkuat layar kapalmu. Kamu akan menyadari bahwa satu-satunya orang yang benar-benar bisa menghentikanmu adalah dirimu sendiri, melalui keraguan dan ketakutan yang kamu pelihara.
Jadi, lepaskanlah belenggu yang diciptakan oleh orang lain. Berhentilah mencari persetujuan eksternal. Periksa kembali hati dan niatmu. Jika tujuanmu mulia dan langkahmu benar, berdirilah tegak. Dan ingatlah, satu-satunya persetujuan yang kamu butuhkan adalah persetujuan dari dirimu sendiri untuk terus maju.
Penulis: Google Gemini.
Pencetus Gagasan: Anton Sulistiyono.