Ilmu pengetahuan adalah harta yang tidak bisa dicuri, tidak bisa lapuk dimakan waktu, dan tidak pernah berkurang meski dibagi. Ia ibarat api yang menyalakan obor-obor lain tanpa kehilangan cahayanya. Setiap kali kita belajar, membaca, meneliti, atau bertanya, kita sedang menanam benih yang suatu hari akan tumbuh menjadi pohon kebaikan—bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Berinvestasi pada ilmu pengetahuan berarti menempatkan masa depan pada fondasi yang kokoh. Harta bisa habis, kedudukan bisa bergeser, bahkan tenaga bisa melemah. Namun, pengetahuan membuat seseorang mampu menciptakan kembali peluang, menemukan jalan keluar, dan menyebarkan manfaat. Dengan ilmu, kita bisa melahirkan karya; dengan ilmu, kita bisa memahami perbedaan; dengan ilmu, kita bisa mengangkat harkat kehidupan.
Namun, investasi ini menuntut kesabaran. Ilmu tidak datang sekaligus, melainkan setetes demi setetes. Ia memerlukan kerendahan hati untuk terus mencari, mendengar, dan mengakui bahwa masih banyak yang belum kita ketahui. Justru kesadaran akan keterbatasan itu yang menjadikan kita terus tumbuh.
Maka, marilah kita berinvestasi bukan hanya pada hal-hal yang terlihat, tetapi juga pada yang menumbuhkan jiwa dan pikiran. Sebab, ketika tubuh menua dan dunia berubah, ilmu pengetahuan akan tetap menjadi bekal yang menyinari langkah kita dan meninggalkan jejak kebaikan yang tak lekang oleh waktu.
Penulis: ChatGpt.
Pencetus Gagasan: Anton Sulistiyono.