Dalam perjalanan hidup, kita sering berhadapan dengan dinding besar bernama “tidak mungkin”. Kata itu muncul ketika kita merasa kecil di hadapan tantangan, ketika logika berkata tidak ada jalan, atau ketika orang lain meremehkan kemampuan kita. Namun, sejarah manusia menunjukkan bahwa “tidak mungkin” hanyalah label sementara—bukan vonis akhir.
Dulu, terbang di langit dianggap mustahil, hingga sayap pesawat pertama terbuka. Berbicara dengan seseorang di seberang benua dalam hitungan detik dianggap mimpi, hingga teknologi komunikasi hadir di genggaman kita. Segala yang kini menjadi nyata dulu pernah dilabeli sebagai tidak mungkin.
Rahasia mengubah “tidak mungkin” menjadi “pasti bisa” terletak pada tiga hal:
-
Keyakinan – Karena sebelum langkah pertama diambil, hati harus percaya.
-
Usaha tanpa henti – Karena jalan mustahil hanya akan terbuka bagi mereka yang terus mengetuk pintunya.
-
Kesediaan belajar – Karena setiap kegagalan bukan akhir, melainkan koreksi arah menuju keberhasilan.
Saat kita berani bermimpi dan melangkah, sesuatu yang tampak mustahil akan perlahan bergeser menjadi mungkin, hingga akhirnya menjadi pasti bisa.
Ingatlah: tidak ada yang lebih kuat dari tekad manusia yang dipandu oleh harapan. Dan seringkali, batas terbesar bukanlah di luar diri kita, melainkan di dalam pikiran kita sendiri.
✨ Jadi, setiap kali kata “tidak mungkin” terlintas, gantilah dengan kalimat: “Aku belum bisa… tapi aku akan bisa.”
Penulis: Chatgpt.
Pencetus Gagasan: Anton Sulistiyono.